SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI............... ANDA DAPAT MEMBACA DAN BERBAGI DISINI....

Minggu, 17 November 2013

LAYANAN PADA ANAK TUNARUNGU

Layanan pendidikan yang spesifik bagi anak tunarungu adalah terletak pada pengembangan persepsi bunyi dan komunikasi. Hallahan dan Kaufman, (1988) menyatakan bahwa ada tiga pendekatan umum dalam mengajarkan komunkasi anak tunarungu, yaitu :
  1. Auditory training
  2. Speechreading
  3. Sing language and finggerspelling
Ada beberapa cara dalam mengembangkan kemampuan komunikasi anak tunarungu yaitu :

CARA MENDETEKSI GANGGUAN PENDENGARAN USIA DINI

Cara mendeteksi gangguan  pendengaran dengan mudah, Secara sederhana :
  1. Dapat dilakukan melalui permainan bunyi seperti tepuk tangan, batuk, menabuh kaleng, dan sebagainya. Bayi normal akan  memberi respon terhadap bunyi. Bisa dengan mengedipkan  mata, mimik wajahnya berubah, berhenti  mengisap ASI atau botol susu, terkejut serta bereaksi dengan mengangkat kaki dan tangan
  2. Pada bayi yang lebih besar, kerap kali merespon  dengan menolehkan kepala pada sumber bunyi. Minimal, ia mencari sumber bunyi tersebut dengan gerakan mata. Jika si kecil tak bereaksi, sebaiknya orang tua segera membawanya ke dokter.

Minggu, 10 November 2013

FASILITAS ANAK TUNARUNGU DALAM PENDIDIKAN

Fasilitas anak tunarungu secara umum relatif sama dengan anak normal, seperti papan tulis, buku, buku pelajaran,alat tulis, sarana bermain dan olahraga. Oleh karena anak tunarngu mempunyai hambatan dalam mendengar dan berbicara, maka mereka memerlukan alat bantu khusus, antara lain :
1.       Audiometer
Adalah alat elektronik untuk mengukur taraf kehilangan pendengaran seseorang. Melalui audiometer, kita dapat mengetahui kondisi pendengaran anak tunarungua, antar lain :
1.      Apakah sisa pendengarannya di fungsionalkan melaui konduksi tulang atau konduksi udara.
2.      Berapa desibel anak tersebut kehilangan pendengarannya
3.      Telinga mana yang mengalami kehilangan pendengaran, apakah telinga kiri, kanan, atau keduanya

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETUNARUNGUAN


1.      Pada saat sebelum kelahiran (prenatal)
a.       Salah satu atau kedua orangtua anak menderita tunarungu, atau mempunyai gen sel pembawa sifat abnormal, misalnya: dominat genes, resesif gen, dan lain-lain
b.      Karena penyakit : sewaktu ibu mengandung terserang penyakit, terutama penyakit-penyakit yang diderita pada saat kehamilan tisemester pertama yaitu pada saat pembentukan ruang telinga. Penyakit itu ialah rubella, morbili, dan lain-lain.
c.       Karena keracunan obat-obatan. Pada saat kehamilan, ibu meminum obat-obatan terlalu banyak atau ibu pecandu alcohol atau ibu tidak menghendaki kelahiran anaknya, ia meminum obat penggugur kandungan akan dapat menyebabkan ketunarunguan pada anak yang dilahirkan.

JENIS TUNARUNGU

 Jenis-Jenis Tunarungu
  Easterbrooks (1997) mengemukakan bahwa terdapat tiga jenis utama ketunarunguan menurut lokasi          ganguannya: 
          1. Conductive loss, yaitu ketunarunguan yang terjadi bila terdapat gangguan pada bagian luar atau            tengah telinga yang menghambat dihantarkannya gelombang bunyi ke bagian dalam telinga.
  1. Sensorineural loss, yaitu ketunarunguan yang terjadi bila terdapat kerusakan pada bagian dalam telinga atau syaraf auditer yang mengakibatkan terhambatnya pengiriman pesan bunyi ke otak. (Ketunarunguan Andi tampaknya termasuk ke dalam kategori ini.
  2. Central auditory processing disorder, yaitu gangguan pada sistem syaraf pusat proses auditer yang mengakibatkan individu mengalami kesulitan memahami apa yang didengarnya meskipun tidak ada gangguan yang spesifik pada telinganya itu sendiri. Anak yang mengalami gangguan pusat pemerosesan auditer ini mungkin memiliki pendengaran yang normal bila diukur dengan audiometer, tetapi mereka sering mengalami kesulitan memahami apa yang didengarnya.

PENGARUH PENDENGARAN PADA PERKEMBANGAN BICARA DAN BAHASA ANAK TUNA RUNGU




Perkembangan bahasa dan bicara berkaitan erat dengan ketajaman pendengaran. Akibat terbatasnya ketajaman pendengaran, anak tunarungu tidak mampu mendengar dengan baik. Dengan demikian pada anak tunarungu tidak terjadi proses peniruan suara setelah masa meraban, proses peniruannya hanya terbatas pada peniruan visual. Selanjutnya dalam perkembangan bicara dan bahasa, anak tunarungu memerlukan pembinaan secara khusus dan intensif sesuai dengan kemampuan dan taraf ketunarunguannya.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan manusia dalam mengadakan hubungan dengan sesamanya. Hal ini berarti bila sekelompok manusia memiliki bahasa yang sama, maka mereka akan dapat saling bertukar pikiran mengenai segaia sesuatu yang dialami secara konkret maupun yang abstrak. Tanpa mengenai bahasa yang digunakan suatu masyarakat, kita sukar mengambil bagian dalam kehidupan sosial mereka, sebab hal tersebut terutama dilakukan dengan media bahasa. Dengan demikian bila kita memiliki kemampuan berbahasa berarti kita memiliki media untuk berkomunikasi.
Bahasa mempunyai fungsi dan peranan pokok sebagai media untuk berkomunikasi. Dalam fungsinya dapat pula dibedakan berbagai peran lain dari bahasa seperti:

PERKEMBANGAN EMOSI DAN PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK TUNARUGU



A.      PERKEMBANGAN EMOSI ANAK TUNARUGU
Kekurangan akan pemahaman bahasa lisan atau tulisan seringkali menyebabkan anak tunarungu menafsirkan sesuatu secara negatif atau salah dan ini sering menjadi tekanan bagi emosinya. Tekanan pada emosinya itu dapat menghambat perkembangan pribadinya dengan menampilkan sikap menutup diri, bertindak agresif, atau sebaliknya menampakkan kebimbangan dan keragu-raguan.
Emosi anak tunarungu selalu bergolak di satu pihak karena kemiskinan bahasanya dan di pihak lain karena pengaruh dari luar yang diterimanya. Anak tunarungu bila ditegur oleh orang yang tidak dikenalnya akan tampak resah dan gelisah.

PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK TUNARUNGU




Pada umumnya inteligensi anak tunarungu secara potensial sama dengan anak normal, tetapi secara fungsionai perkembangannya dipengaruhi oleh tingkat kemampuan berbahasanya, keterbatasan informasi, dan kiranyadaya abstraksi anak. Akibat ketunarunguannya menghambat proses pencapaian pengetahuan yang lebih luas. Dengan demikian perkembangan inteligensi secara fungsionai terhambat. Perkembangan kognitif anak tunarungu sangat dipengaruhi oleh perkembangan bahasa, sehingga hambatan pada bahasa akan menghambat perkembangan inteligensi anak tunarungu.
Kerendahan tingkat inteligensi anak tunarungu bukan berasal dari hambatan intelektualnya yang rendah melainkan secara umum karena inteligensinya tidak mendapat kesempatan untuk berkembang. Pemberian bimbingan yang teratur terutama dalam kecakapan berbahasa akan dapat membantu perkembangan inteligensi anak tunarungu. Tidak semua aspek inteligensi anak tunarungu terhambat. Aspek inteligensi yang terhambat perkembangannya ialah yang bersifat verbal, misalnya merumuskan pengertian menghubungkan, menarik kesimpulan, dan meramalkan kejadian.

KLASIFIKASI TUNARUNGU



1.    Klasifikasi Tunarungu
a.        Klasifikasi secara etiologis
Yaitu pembagian berdasarkan sebab-sebab, dalam hal ini penyebab ketunarunguan ada beberapa faktok yaitu:
(1) Pada saat sebelum dilahirkan
  Salah satu atau kedua orangtua, mempunyai gen sel pembawa sifat abnormal, misalnya dominat genes, recesive gen, dan Iain-Iain.
  karena penyakit; sewaktu ibu mengandung terserang suatu penyakit, terutama penyakit-penyakit yang diderita pada saat kehamilan tri semester pertama yaitu pada saat pembentukan ruang telinga. Penyakit itu ialah rubella, moribili, dan lain-lain.
  karena keracunan obat-obatan; pada suatu kehamilan, ibu meminum obat-obatan terlalu banyak, ibu seorang pecandu alkohol, atau ibu tidak menghendaki kehadiran anaknya sehingga ia meminum obat penggugur kandungan, hal ini akan dapat menyebabkan ketunarunguan pada anak yang dilahirkan.

PENGERTIAN TUNARUNGU



Tunarungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan, terutama melalui indera pendengarannya. Batasan pengertian anak tunarungu telah banyak dikemukakan oleh para ahli yang semuanya itu pada dasarnya mengandung pengertian yang sama. Di bawah ini dikemukakan beberapa definisi anak tunarungu.
Andreas Dwidjosumarto (1990:1) mengemukakan bahwa seseorang yang tidak atau kurang mampu mendengar suara dikatakan tunarungu. Ketunarunguan dibedakan menjadi dua kategori yaitu tuli (deaf) dan kurang dengar (low of hearing). Tuli adalah mereka yang indera pendengarannya mengalami kerusakan dalam taraf berat sehingga pendengarannya tidak berfungsi lagi. Sedangkan kurang dengar adalah mereka yang mengalami kerusakan tetapi masih dapat berfungsi untuk mendengar, baik dengan maupun tanpa menggunakan alat bantu dengar (hearing aids).