SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI............... ANDA DAPAT MEMBACA DAN BERBAGI DISINI....

Minggu, 10 November 2013

PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK TUNARUNGU




Pada umumnya inteligensi anak tunarungu secara potensial sama dengan anak normal, tetapi secara fungsionai perkembangannya dipengaruhi oleh tingkat kemampuan berbahasanya, keterbatasan informasi, dan kiranyadaya abstraksi anak. Akibat ketunarunguannya menghambat proses pencapaian pengetahuan yang lebih luas. Dengan demikian perkembangan inteligensi secara fungsionai terhambat. Perkembangan kognitif anak tunarungu sangat dipengaruhi oleh perkembangan bahasa, sehingga hambatan pada bahasa akan menghambat perkembangan inteligensi anak tunarungu.
Kerendahan tingkat inteligensi anak tunarungu bukan berasal dari hambatan intelektualnya yang rendah melainkan secara umum karena inteligensinya tidak mendapat kesempatan untuk berkembang. Pemberian bimbingan yang teratur terutama dalam kecakapan berbahasa akan dapat membantu perkembangan inteligensi anak tunarungu. Tidak semua aspek inteligensi anak tunarungu terhambat. Aspek inteligensi yang terhambat perkembangannya ialah yang bersifat verbal, misalnya merumuskan pengertian menghubungkan, menarik kesimpulan, dan meramalkan kejadian.
Aspek inteligensi yang bersumber dari penglihatan dan yang berupa motorik tidak banyak mengalami hambatan tetapi justru berkembang lebih cepat. Cruickshank yang dikutip oleh Yuke R. Siregar (1986: 6) mengemukakan bahwa anak-anak tunarungu sering memperlihatkan keterlambatan dalam belajar dan kadang-kadang tampak terbelakang. Keadaan ini tidak hanya disebabkan oleh derajat gangguan pendehgaran yang dialami anak tetapi juga tergantung pada potensi kecerdasan yang dimiliki, rangsangan mental, serta dorongan dari lingkungan luar yang memberikan kesempatan bagi anak untuk mengembangkan kecerdasan itu.
Banyak pendapat yang mengemukakan tentang kemampuan intelektual anak tunarungu. Pendapat-pendapat ini ada yang saling bertentangan. Ada beberapa ahli ilmu jiwa menyatakan bahwa kemampuan kognitif sangat erat hubungannya dengan bahasa. Sebaliknya ada pula yang berpendapat bahwa anak tunarungu tidak hams lebih rendah taraf inteligensinya dari anak normal.
Pendapat Fruth yang dikutip oleh Sri Moerdiani (1987:32) mengemukakan bahwa anak tunarungu menunjukkan kelemahan dalam memahami konsep berlawanan. Sedangkan konsep berlawanan itu sangat tergantung dari pengalaman bahasa, misalnya panas dingin.

 dikutip dari penulis buku yaitu: Dra. Hj. T. Sutjihati Somantri, M.Si, Psi

1 komentar: